Surabaya-Nyeri adalah pengalaman subyektif yang umum terjadi anak-anak atau orang dewasa, baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada ana-anak sulit untuk diidentifikasi secara akurat. Hal ini tentu berakibat pemberian manajemen nyeri tidak efektif sehingga menimbulkan dampak negatif berupa peningkatan intensitas, frekuensi, durasi nyeri atau derajat terkait kerusakan pada tubuh anak-anak atau orang dewasa. Nyeri juga dapat menstimulasi gejala aspek fisiologis berupa tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu.Keluhan nyeri merupakan keluhan yang paling umum kita temukan atau dapatkan ketika kita sedang melakukan tugas sebagai bagian dari tim kesehatan, baik itu di tatanan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, yang karena seringnya keluhan itu kita temukan.
Nyeri merupakan keluhan yang paling banyak dialami oleh pasien di rumah sakit yang dapat menyebabkan konsekuensi fisiologis dan psikologis bagi pasien dan bahkan dapat berdampak sosial. Dengan semakin bertambahnya umur harapan hidup masyarakat Indonesia, meningkatnya penyakit degeneratif dan trauma serta masih tingginya prevalensi kanker di Indonesia maka jumlah pasien dengan nyeri yang ada di rumah sakit akan semakin meningkat.
Penanganan nyeri yang tidak adekuat di rumah sakit akan menyebabkan dampak yang sangat merugikan, bukan hanya bagi pasien karena dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas namun juga bagi rumah sakit dari segi pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk mengatasi komplikasi akibat penanganan nyeri yang tidak adekuat dan menurunkan kualitas layanan rumah sakit dan menurunkan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan rumah sakit.
Nyeri saat ini menjadi perhatian utama dalam pelayanan di rumah sakit karena penilaian dan tata laksana nyeri merupakan bagian dari hak pasien dalam pelayanan rumah sakit sesuai dengan persyaratan akreditasi rumah sakit. Oleh karena itu diperlukan pelatihan tentang manajemen nyeri bagi tenaga kesehatan khususnya bagi tenaga medis keperawatan terkait manajemen nyeri.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi yaitu hari pertama melalui media zoom/ daring dan hari kedua melalui tatap muka dengan nara sumber dr. Wendy H., Sp.An, dr. Irma Rizkika M.,Sp.S, Puji Rahayu, S.Kep. Ns. M.Kep., Susilowati, S.Kep,Ns., dr. Dwiyana Ummul F, Kristin Widyowati,S.ST. Tujuan dalam pelatihan ini adalah mampu melakukan manajemen nyeri pada berbagai kondisi, mampu menjelaskan pengertian nyeri, menyebutkan penyebab timbulnya nyeri, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, menyebutkan cara mengkaji persepsi nyeri, dan menyebutkan cara-cara untuk mengatasi nyeri pada berbagai penyebab. Peserta pelatihan terdiri dari tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan sebanyak 90 orang.
-Hukmas dan Pemasaran-